-->
stack
Selamat Datang di ronentalmedia.blogsport.com, media sharing Nak Bali tentang adat dan budaya Bali serta IT

MENGUNGKAP SEJARAH DAN ASAL USUL TARI BARIS ALOK - ALOK DI DESA PAKRAMAN DUKUH PENABAN, KECAMATAN KARANGASEM

Kita sebagai manusia utamanya di Bali sangat sering melakukan kebiasaan- kebiasaan atau tradisi yang secara turun temurun kita warisi dan kita laksanakan baik dalam bentuk upacara maupun dalam bentuk tarian bahkan dalam bentuk adat istiadat. Namun terkadang kita tidak tahu apa makna , fungsi, sejarah, serta manfaat dari tradisi yang kita laksanakan. Kita baru tersadar setelah orang lain atau suku bangsa bahkan wisatawan menanyakan kepada kita . bertitik tolak dari hal tersebut diatas saya bermaksud mengungkap sedikit demi sedikit tradisi dan kebiasaan yang telah kita warisi baik dalam bentuk tradisi, adat, tarian dan lain – lain dari segi sejarah dan asal muasal terciptanya kebiasaan tersebut.

Pada tulisan kali ini saya bermaksud mengungkap sejarah dan asal usul tari baris alok - alok
Di desa pakraman dukuh penaban, kecamatan karangasem, Kabupaten karangasem.
Sebagaimana kita ketahui bahwa tari – tarian di Bali menurut fungsinya diklasifikasikan menjadi 3 golongan besar yaitu
  1. Tari Wali (secred Religius Dance) yaitu seni tari yang berfunsi sebagai sarana dalam pelaksanaan upacara dan upakara agama. Tari ini di lakukan di Pura-pura dan di tempat – tempat yang ada hubungannya dengan upacara agama dan pada umumnya tarian ini tidak menggunakan lakon. Contoh tari wali antara lain ; Tari Rejang, Tari, Sanghyang, Tari Pendet, Tari Baris Gede
  2. Tari Bebali (Ceremonial Dance) yaitu seni tari yang berfungsi sebagai pengiring Upacara atau upakara agama di pura ataupun di luar pura dan pada umumnya tarian ini menggunakan lakon. Contoh tari bebali antara lain ; Seni pewayangan seperti wayang wong, parwa, topeng dan Gambuh.
  3. Tari Balih – balihan (seculer Dance) yaitu Seni tari yang tidak tergolong ke dalam seni tari Wali maupun seni tari Bebali dan pada umumnya tarian ini berfungsi sebagai hiburan. Contoh tari balih – balihan antara lain ; Tari Legong, tari Joged tari Janger
Berdasarkan pengklasifikasian tari di atas maka tari Baris Alok – alok Di Desa Pakraman Dukuh Penaban dapat di golongkan sebagai Tari Wali ( Secred Dance ) karena pada saat pementasannya selalu dipentaskan pada pelaksanaan upacara yadnya dan tariannya tidak menggunakan lakon.

Sejarah Tari Baris Alok – alok berawal dari terjadinya musibah yang dialami oleh warga Banjar adat Penaban, diperkirakan sekitar Tahun 1712 Saka (634 M) hampir sebagian besar warganya dirang wabah penyakit yang mematikan pada saat itu banyak warga banjar adat yang meninggal dunia yang sering disebut penyakit Gerubug. Sebab kejadiannya sangat mengerikan pagi merasa sakit perut, panas tidak berselang lama orang tersebut meninggal dunia, tak jarang dalam satu keluarga meninggal secara bersamaan, sehingga meninmbulkan kepanikan warga manjar adat penaban.

Dari rasa panik tersebutlah maka warga banjar adat penabat memohon petunjuk dan keselamatan kepada Sang Hyang Widhi, dengan menghaturkan sesajen/upakara kehadapan Ida Bhatara Gede Banjar yang berstana di Pura Banjar Penaban. Pada saat upacara tersebut pemangku mendapat petunjuk dari Ida Bhatara agar memanggung pelinggih Ida Bhatara, warga pun menyiapkan sesajen untuk memanggung pelinggilh Ida Bhatara, pada saat sesajen siap dihaturkan, warga segera mengangkat dan mengusung Pelinggih Ida Bhatara untuk ditempatkan ditempat yang ditentukan, tetapi sebelum sampai di tempat tersebut beberapa warga mengalami kesurupan/kelinggihan. Dalam keadaan tidak sadarkan diri mereka menyampaiakan sabda dari Ida Bhatara agar mengawal pelinggih dengan sepasukan /sebarisan pengawal. Dan sebanyak dua belas orangpun menari secara sepontan dengan gerakan sederhana, sambil memutar – mutar sepucuk daun kamboja sebagai perlengkapan menaridan berteriak teriak ….iiiih……uuuuuuh……..iiiiiih untuk mengusir penyakit pada tempat yang telah ditentukan sebagai temppat berstana bagi IdaBhatara Gde Banjar. Warga banjar penaban sangat meyakini bahwa dengan memanggung pelinggih tersebut yang diiringi tarian menyebabkan wabah penyakit bias ditanggulangi dan terbukti sejak saat itu penyakit gerubug berangsur – angsur lenyap dan keadaan normal kembali.

Dengan keyakinan yang begitu besar dari warga banjar adat penabat tari baris alok – alok selalu dipentaskan dengan tujuan memohon anugerah keselamatan dan terhindar dari bala penyakit bagi seluruh warga Banjar Adat Penaban, setelah beberapa tahun kemudian tari Baris Alok – alok dibuatkan busana dan perlengkapan menari yaitu saput kuning, kipas sebagai alat penangkis sebagai pengganti daun kamboja, serta keris yang digunakan sebagai senjata. Sebelum busana tersebut digunakan dilakukan proses ritual dan busana tersebut dikramatkan.

Sekitar tahun 1800-an Tari Baris alok – alaok dipersembahkan kepada Ida Bhatara Gde Munggah Sakti yang berstana di Pura Puseh Dukuh Penaban. Dengan dipersembahkannya tari Alok – alok kehadapan Ida Bhatara Gde Munggah Sakti dan sejak saat itu Tari baris Alok – alok selalu dipentaskan di Pura Puseh Dukuh Penaban.

Dalam Pementasan Tari Baris Alok – alok Banten ( sarana Upakara) yang digunakan yaitu ; Segehan Agung, Prayascita, Durmenggala, Upakara Pemendak.
Adapun fungsi dari masing masing benten tersebut adalah sebagai berikut ; Segehan Agung dipergunakan saat negtegang dan menurunkan atau nedunang busana pengangge yang dipergunakan para penari. Banten Prayascita digunakan bersamaan dengan banten durmanggala yang berfungsi menyucikan orang – orang yang akan menarikan Tari Baris Alok – alok, sehingga terhindar dari kekotoran dan kekeruhan pikiran dan perasaan, dalam menghaturkan digunakan pula air dan dupa sebagai saksi. Banten Pemendak fungsinya sebagai suguhan/labaan kepada pelancah pengiring Ida Bhatara agar tidak mengganggu jalannya upacara yadnya.

Dalam Upacara Piodalan Di Pura Puseh Dukuh Penaban ada empat jenis tarian yang dipentaskan secara berurutan yaitu : tari pembuka Tari Baris Sekar Taman, Kedua Tari Baris Kupu – kupu kuning, ketiga Tari Baris Presi dan Keempat Tari Baris Alok – alok , dalam menarikan tari selalu terdapat komposisi atau susunan gerak paileh adalah sebagai berikut :
Penari tari baris Alok – alok terdiri dari dua belas orang penari yang tampil berjajar berbaris tiga kesamping dan empat leret ke belakang.keluar menari melalui candi bentar di jaba tengah, para pemendak menari dari jeroan Pura menghadap kepadapenari Baris Alok – alok di jaba tengah, dimulai dari yang membawa toya anyar, segehan, klungah arak, tuak, berem. Para pemendak dan penari Baris Alok – alok sama – sama menari dengan mantap. Para penari bergerak dengan gerakan menyantap mangsa dan pembawa pemendak menari dengan gerakkan menyuguhkan.

Gerakan tari baris Alok – alok pada saat menerima pemendak adalah : kaki kanan berada di depan kaki kiri, tangan kanan memegang kipas yang digulung yang diletakkan di depan dada, tangan kiri di ayun ke belakang badan agak dibungkukkan lalu dilanjutkan dengan bersorak : hiiiiih…….huuuuuuh…..hiiiiih….huuuh…. sorakan tersebut mengandung makna tertentu yaitu ; hiih, berarti memanggil Sang Bhuta Kala untuk menerima suguhan/labaan yang berupa tetabuhan seperti sajeng, sajeng rateng, toya anyar, segehan. Huuuh,berarti menghalau sang bhuta kala untuk segera meninggalkan tempat tersebut setelah menerima suguhanagar tidak mengganggu jalannya upacara. Setelah menerima pemendak penari menari kembali sebagian penari yaitu baris pertama dan kedua menuju jeroan pura sedangkan sisanya enam orangpenari tetap menari di jabe tengah pura. Di jeroan pura penari menari dengan posisi yang sama dan menari dengan gerakan yang sama pula.penari menari dengan memutar kipas yang digulung, menghadap ke utara tiga kali pukulan gong dan menghadap ke selatan tiga kali pukulan gong. Setelah menghadap ke utara penari berjongkok menghunus keris selanjutnya mereka menari seperti sedang berperang. Gerakan dilakukan tiga kali pukulan gong mengahdap ke utara dan tiga kali pukulan gong menghadap ke selatanyang diikuti dengan gerakan menyantap mangsa yang disertai sorak para penari hiiih….huuuh….hiiiih….huuuh. setelah itu penari memasukkan keris kembali ke sarungnya. Fase yang terakhir penari kembali dengan gerakan yang pertama dengan gerakan kaki mendengkleng bergantian dan tangan diangkat yang juga bergantian. Bila kaki kanan diangkat, tangan kanan di depan atas, tangan kiri di ayun ke belakang dan seteah sorakan terakhir mereka mengakhiri tariannya.

Demikianlah sekilas asal usul sejarah dari Tari Alok – alok mudah mudahan bias memberikan refrensi bagi kita agar bisa lebih mengenal tari sacral yang ada di bali
Sampai jumla di ulasan tari sacral berikutnya……
Share this article :

Post a Comment

Share

Dapatkan Artikel Terbaru Di Sini
Follow us on:
facebook twitter gplus pinterest rss
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Ron Ental Media - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Copyright © and modyfy by